Sobat kang Dede, selalu berhati-hatilah dan terus mewaspadai berbagai
penipuan yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Seperti halnya yang hampir saja menimpa kang Dede. Kejadian diawali
dengan seseorang yang mengaku sales sebuah distributor/suplier
mendatangi warung kang Dede. Pelaku menawarkan berbagai barang dari
mulai obat-obatan, kopi hingga elpiji 3kg dengan harga distributor,
bahkan menjamin harga lebih murah dari harga pasar. Dengan ketentuan
membeli salah satu produk unggulan dari distributor tempat pelaku kerja
yaitu salah-satu merek obat sakit gigi.pelaku mengklaim bahwa mereka
dapat menjual barang-barang dibawah harga pasar dikarenakan mendapat
dukungan/sponsor dari perusahaan obat tersebut.
Bahkan pelaku memberikan beberapa pilihan paket dengan diiming-imingi akan dipinjami Show Case atau lemari pendingin minuman dan dalam waktu 6 bulan show case tersebut akan menjadi hak milik warung. Paket yang paling bawah adalah dengan membeli 4 Pak Obat tersebut mendapat show case 3 rak. Disamping itu pelaku menawarkan Branding pengecatan warung dengan produk obat tersebut serta dipasangi Shop Sign atau papan nama toko. Kemudian diberikan konpesasi pula perbulan Rp. 65.000 dari branding iklan produk tersebut. Siapa yang tidak tergiur?
Dalam brosur yang pelaku perlihatkan harga per Pak Produk Sponsor Pelaku adalah Rp. 250.000. Jadi uang yang harus dibayarkan untuk memenuhi paket terendah yang pelaku tawarkan adalah Rp. 1.000.000. Ah ha dengan hanya 1Jt dapat beberapa keuntungan, mendapat suplay barang dengan harga murah, mendapatkan pengecatan tempat usaha gratis, dapat kompensasi tiap bulan dari pemasangan shop sign, satu lagi yang paling mengiurkan para pengusaha dengan modal kecil adalah konsinyasi dimana barang yang perusahaan pelaku suplay ke warung/toko kita dibayar setelah barang terjual. WoW....
Ups...., tetapi kang Dede berpikir disini ada sesuatu yang ganjil. Entah dimana letaknya, belum pernah ada sebuah perusahaan yang begitu mudah atau terlalu memanjakan mitranya dengan benefit yang begitu besar. Yang kang Dede pikir tanpa timbal balik yang memadai yang mereka dapatkan dari kita. Karena pada dasarnya semua perusahaan mencari keuntungan, apapun itu mereka mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi.
Berkali-kali kang Dede tanya bahwa ini orderan dibayar setelah barang datang, pelaku mengiyakan. Bukan itu saja, pelaku meyakinkan barang-barang yang dia suplay kedepannya sistemnya konsinyasi asalkan kita menjadi member/mitra perusahaan pelaku terlebih dahulu. Syaratnya mudah dengan hanya membeli produk unggulan perusahaan pelaku.
Kemudian kang Dede minta ditunjukin produk tersebut yang harus ditebus sebesar Rp. 250.000/pak. Produk obat belum dikenal, adalah obat penghilang rasa sakit. 1 pak berisi 10 lembar @10 tablet/kapsul. Jadi 1 pak berisi 100 tablet. Rp. 250.000 : 100 = Rp. 2.500/tablet. Mungkin obat ini ampuuuh harganya terbilang tinggi, ya kita tahu peribahasa sehat itu mahal.
Kang Dede gulir-gulir pak'an obat, barangkali sudah kadaluarsa sementara untuk membuka segel tidak berani takut dia bilang membuka segel berarti beli. Ketemu.....! HET 1 lembar @10 Tablet Rp. 3.645, berarti harga 1 pak produk tersebut Rp. 36.450.
HET seperti yang kita ketahui adalah kependekan atau singkatan dari Harga Eceran Tertinggi. Inilah modus pelaku menjual obat 7 kali harga sebenarnya. Sampai disini kang Dede tolak pembelian tersebut, karena kang Dede yakin semua iming-imingnya untuk menutupi kecurangannya ini. Bila kita membeli semua yang pelaku janjikan takan pernah ditepati. Besok lusa pelaku tak akan pernah datang lagi, dan barang yang kita order takan pernah kita terima.
Semoga sobat kang Dede dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.
Bahkan pelaku memberikan beberapa pilihan paket dengan diiming-imingi akan dipinjami Show Case atau lemari pendingin minuman dan dalam waktu 6 bulan show case tersebut akan menjadi hak milik warung. Paket yang paling bawah adalah dengan membeli 4 Pak Obat tersebut mendapat show case 3 rak. Disamping itu pelaku menawarkan Branding pengecatan warung dengan produk obat tersebut serta dipasangi Shop Sign atau papan nama toko. Kemudian diberikan konpesasi pula perbulan Rp. 65.000 dari branding iklan produk tersebut. Siapa yang tidak tergiur?
Dalam brosur yang pelaku perlihatkan harga per Pak Produk Sponsor Pelaku adalah Rp. 250.000. Jadi uang yang harus dibayarkan untuk memenuhi paket terendah yang pelaku tawarkan adalah Rp. 1.000.000. Ah ha dengan hanya 1Jt dapat beberapa keuntungan, mendapat suplay barang dengan harga murah, mendapatkan pengecatan tempat usaha gratis, dapat kompensasi tiap bulan dari pemasangan shop sign, satu lagi yang paling mengiurkan para pengusaha dengan modal kecil adalah konsinyasi dimana barang yang perusahaan pelaku suplay ke warung/toko kita dibayar setelah barang terjual. WoW....
Ups...., tetapi kang Dede berpikir disini ada sesuatu yang ganjil. Entah dimana letaknya, belum pernah ada sebuah perusahaan yang begitu mudah atau terlalu memanjakan mitranya dengan benefit yang begitu besar. Yang kang Dede pikir tanpa timbal balik yang memadai yang mereka dapatkan dari kita. Karena pada dasarnya semua perusahaan mencari keuntungan, apapun itu mereka mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi.
Berkali-kali kang Dede tanya bahwa ini orderan dibayar setelah barang datang, pelaku mengiyakan. Bukan itu saja, pelaku meyakinkan barang-barang yang dia suplay kedepannya sistemnya konsinyasi asalkan kita menjadi member/mitra perusahaan pelaku terlebih dahulu. Syaratnya mudah dengan hanya membeli produk unggulan perusahaan pelaku.
Kemudian kang Dede minta ditunjukin produk tersebut yang harus ditebus sebesar Rp. 250.000/pak. Produk obat belum dikenal, adalah obat penghilang rasa sakit. 1 pak berisi 10 lembar @10 tablet/kapsul. Jadi 1 pak berisi 100 tablet. Rp. 250.000 : 100 = Rp. 2.500/tablet. Mungkin obat ini ampuuuh harganya terbilang tinggi, ya kita tahu peribahasa sehat itu mahal.
Kang Dede gulir-gulir pak'an obat, barangkali sudah kadaluarsa sementara untuk membuka segel tidak berani takut dia bilang membuka segel berarti beli. Ketemu.....! HET 1 lembar @10 Tablet Rp. 3.645, berarti harga 1 pak produk tersebut Rp. 36.450.
HET seperti yang kita ketahui adalah kependekan atau singkatan dari Harga Eceran Tertinggi. Inilah modus pelaku menjual obat 7 kali harga sebenarnya. Sampai disini kang Dede tolak pembelian tersebut, karena kang Dede yakin semua iming-imingnya untuk menutupi kecurangannya ini. Bila kita membeli semua yang pelaku janjikan takan pernah ditepati. Besok lusa pelaku tak akan pernah datang lagi, dan barang yang kita order takan pernah kita terima.
Semoga sobat kang Dede dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar